Showing posts with label Tackles. Show all posts
Showing posts with label Tackles. Show all posts

Wednesday, 27 May 2015

Daiwa Saltiga® Dog Fight Reel Model SATG7000 HDF


Versi terbaru dari Daiwa Saltiga® “​​Dog Fight” Reel Model SATG7000 HDF ini mempunyai kekuatan bodi rumah dengan fitur terbaru yang berkinerja sangat baik. Kapasitas Spool terpasang 550 meter untuk tali pancing jenis kepang atau fluorocarbon ukuran 80lbs dan drag dapat distel pada batas tegangan maksimum 65lbs.
Fitur Pro kelas yang dirancang untuk keandalan maksimum dan fungsi lurus ke depan, seperti pengguna jaminan perjalanan yang menghilangkan masalah semi jaminan dan rem rotor sederhana yang mencegah rotor bergerak selama gips dan penutupan jaminan oleh kecelakaan.
Seperti pemenang penghargaan Daiwa Saltiga® “​​Dog Fight” Reel Model SATG7000 HDF musim lalu, Melawan fitur teknologi Daiwa Mag Seal, menggunakan film tipis minyak magnetik untuk menjaga air asin dan puing-puing dari memasuki rotor bantalan reel itu. Metode ini menawarkan gesekan berliku substansial kurang daripada akan segel karet biasa.
Rotor adalah Zaion ringan ® Karbon komposit. Berbagi kekuatan dasar yang sama dan peringkat berat badan Magnesium, rotor ringan tahan terhadap korosi air asin. Ini ringan, dikombinasikan dengan rendah gesekan Mag Sealed bantalan rotor, memberikan yang sangat responsif, terasa halus ketika berliku.
Daiwa Saltiga Dog Fight SATG7000HDF
Product Features :
  • Mag Sealed waterproof body
  • Air Rotor of Zaion Carbon composite
  • Air Bail®, tubular  stainless with no protrusions to trap line by accident
  • 54.6” of line per handle crank
  • Ultimate Tournament Carbon drag with a Drag Max of 66 lbs
  • 14 ball bearings (two CRBB) plus roller bearing
  • HardBodyz® Aluminum body and cover
  • Digigear™ digital gear design for speed, power and durability
  • Large line capacity, holds 440 yards of 100 lb Samurai Braid
  • Laser engraved logo
  • Machined handle with oversize handle knob
  • Reliable, manual bail trip
  • Silent oscillation
  • Automatic rotor brake keeps rotor stationary when bail is open
  • Forged Aluminum spool w/ Titanium Nitride SVS spool ring and carbon inserts


Daiwa Saltiga Dog Fight SATG7000HDF

Air Rotor made from Zaion carbon composite
Air Rotor made from Zaion carbon composite, the Air Rotor weighs up to 15% less than ordinary rotor designs. Its unique shape reduces unnecessary weight while distributing stress more evenly throughout the rotor for maximum strength.

Magnetic Oil
Magnetic Oil is one of a new generation of Nano Fluids that can change density and shape when a magnetic field is applied.
AirBail®
AirBail® is super strong yet light in weight, with no protrusions to snag line.
Daiwa Saltiga® “​​Dog Fight” Reel Model SATG7000 HDF sangat baik untuk dipakai pada turnamen nasional maupun internasional, Reel dari daiwa ini adalah reel yang paling ekstrim dan kuat, terutama untuk menghadapi manuver-manuver ekstrim dari monster samudera di kedalaman air maupun di permukaan air. Rekomendasi bagi semua pemancing profesional yang hobi berpetualang ditengah samudera dalam.
Dapat dikombinasikan dengan joran Daiwa Saltiga® Jigging maupun joran Daiwa VIP Conventional, cocok untuk mancing Jigging atau Popping dan tidak menutup kemungkinan untuk dipakai pada teknik mancing kasting maupun trolling.


Credit:Sumber

Monday, 26 January 2015

BUBU


A. Pendahuluan
Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa jebakan, dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap “ traps “ dan penghadang “ guiding barriers “.
Dalam operasionalnya, bubu terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots).
Bubu yang daerah operasionalnya berada di dasar perairan.
2. Bubu Apung (Floating Fish Pots).
Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan.
3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots).
Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan.
Disamping ketiga bubu yang disebutkan di atas, terdapat beberapa jenis bubu yang lain seperti :
  1. Bubu Jermal.
Termasuk jermal besar yang merupakan perangkap pasang surut (tidal trap).
  1. Bubu Ambai.
Disebut juga ambai benar, bubu tiang, termasuk pasang surut ukuran kecil.
  1. Bubu Apolo.
Hampir sama dengan bubu ambai, bedanya ia mempunyai 2 kantong, khusus
menangkap udang rebon.
B. Konstruksi Bubu
Bentuk bubu bervariasi. Ada yang seperti sangkar (cages), silinder (cylindrical),gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak, bulat setengah lingkaran, dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu (bamboo`s splitting or-screen).
Secara umum, bubu terdiri dari bagian-bagian badan (body), mulut (funnel) atau ijeh, pintu.
Ø Badan (body).
Berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung.
Ø Mulut (funnel).
Berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tidak dapat keluar.
Ø Pintu.
Bagian tempat pengambilan hasil tangkapan.
B.1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots)
Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar bervariasi, menurut besar kecilnya yang dibuat menurut kebutuhan. Untuk bubu kecil, umumnya berukuran panjang 1m, lebar 50-75 cm, tinggi 25-30 cm. untuk bubu besar dapat mencapai ukuran panjang 3,5 m, lebar 2 m, tinggi 75-100 cm.
B.2. Bubu Apung (Floating Fish Pots)
Tipe bubu apung berbeda dengan bubu dasar. Bentuk bubu apung ini bisa silindris, bisa juga menyerupai kurung-kurung atau kantong yang disebut sero gantung. Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang penggunaannya ada yang diletakkan tepat di bagian atasnya.
B.3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)
Bubu hanyut atau “ pakaja “ termasuk bubu ukuran kecil, berbentuk silindris, panjang 0,75 m, diameter 0,4-0,5 m.
B.4. Bubu Jermal
Ukuran bubu jermal, panjang 10 m, diameter mulut 6 m, besar mata pada bagian badan 3 cm dan kantong 2 cm.
B.5. Bubu Ambai
Bubu ambai termasuk perangkap pasang surut berukuran kecil, panjang keseluruhan antara 7-7,5 m. bahan jaring terbuat dari nilon (polyfilament). Jaring ambai terdiri dari empat bagian menurut besar kecilnya mata jaring, yaitu bagian muka, tengah, belakang dan kantung. Mulut jaring ada yang berbentuk bulat, ada juga yang berbentuk empat persegi berukuran 2,6 x 4,7 m. pada kanan-kiri mulut terdapat gelang, terbuat dari rotan maupun besi yang jumlahnya 2-4 buah. Gelang- gelang tersebut dimasukkan dalam banyaknya jaring ambai dan dipasang melintang memotong jurusan arus. Satu deretan ambai terdiri dari 10-22 buah yang merupakan satu unit, bahkan ada yang mencapai 60-100 buah/unit.
B.6. Bubu Apolo
Bahan jaring dibuat dari benang nilon halus yang terdiri dari bagian-bagian mulut, badan, kaki dan kantung. Panjang jaring keseluruhan mencapai 11 m. Mulut jaring berbentuk empat persegi dengan lekukan bagian kiri dan kanan. Panjang badan 3,75 m, kaki 7,25 m dan lebar 0,60 m. pada ujubg kaki terdapat mestak yang selanjutnya diikuti oleh adanya dua kantung yang panjangnya 1,60 m dan lebar 0,60 m.
C. Hasil tangkapan Bubu
C.1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots)
Hasil tangkapan dengan bubu dasar umumnya terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dll.
C.2. Bubu Apung (Floating Fish Pots)
Hasil tangkapan bubu apung adalah jenis-jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dll.
C.3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)
Hasil tangkapan bubu hanyut adalah ikan torani, ikan terbang (flying fish).
C.4. Bubu Ambai
Hasil tangkapan bubu ambai bervariasi menurut besar kecilnya mata jaring yang digunakan. Namun, pada umumnya hasil tangkapannya adalah jenis-jenis udang.
C.5. Bubu Apolo
Hasil tangkapan bubu apolo sama dengan hasil tangkapan dengan menggunakan bubu ambai, yakni jenis-jenis udang.
D. Daerah Penangkapan
D.1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots)
Dalam operasi penangkapan, bubu dasar biasanya dilakukan di perairan karang atau diantara karang-karang atau bebatuan.
D.2. Bubu Apung (Floating Fish Pots)
Dalam operasi penangkapan, bubu apung dihubungkan dengan tali yang disesuaikan dengan kedalaman tali, yang biasanya dipasang pada kedalaman 1,5 kali dari kedalaman air.
D.3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)
Dalam operasi penangkapan, bubu hanyut ini sesuai dengan namanya yaitu dengan menghanyutkan ke dalam air.
D.4. Bubu Jermal dan Bubu Apolo
Dalam operasi penangkapan, kedua bubu di atas diletakkan pada daerah pasang surut (tidal trap). Umumnya dioperasikan di daerah perairan Sumatera.
D.5. Bubu Ambai
Lokasi penangkapan bubu ambai dilakukan antara 1-2 mil dari pantai.
E. Alat Bantu Penangkapan
Dalam operasi penangkapan, terdapat alat bantu penangkapan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak.
Alat bantu penangkapan tersebut antara lain :
· Umpan.
Umpan diletakkan di dalam bubu yang akan dioperasikan. Umpan yang dibuat disesuaikan dengan jenis ikan ataupun udang yg menjadi tujuan penangkapan.
· Rumpon.
Pemasangan rumpon berguna dalam pengumpulan ikan.
· Pelampung.
Penggunaan pelampung membantu dalam pemasangan bubu, dengan tujuan agar memudahkan mengetahui tempat-tempat dimana bubu dipasang.
· Perahu.
Perahu digunakan sebagai alat transportasi dari darat ke laut (daerah tempat pemasangan bubu).
· Katrol.
Membantu dalam pengangkatan bubu. Biasanya penggunaan katrol pada pengoperasian bubu jermal.
F. Teknik Operasi (Sitting dan Hunting)
F.1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots)
Dalam operasional penangkapannya bisa tunggal (umumnya bubu berukuran
besar), bisa ganda (umumnya bubu berukuran kecil atau sedang) yang dalam
pengoperasiannya dirangkai dengan tali panjang yang pada jarak tertentu diikatkan
bubu tersebut. Bubu dipasang di daerah perairan karang atau diantara karang-karang
atau bebatuan. Bubu dilengkapi dengan pelampung yang dihubungkan dengan tali
panjang. Setelah bubu diletakkan di daerah operasi, bubu ditinggalkan, untuk
kemudian diambil 2-3 hari setelah dipasang, kadang hingga beberapa hari.
F.2. Bubu Apung (Floating Fish Pots)
Bubu apung dilengkapi pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh melalui
tali panjang dan dihubungkan dengan jangkar. Panjang tali disesuaikan dengan
kedalaman air, umumnya 1,5 kali dari kedalaman air.
F.3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)
Pada waktu penangkapan, bubu hanyut diatur dalam kelompok-kelompok yang
kemudian dirangkaikan dengan kelompok-kelompok berikutnya sehingga jumlahnya
menjadi banyak, antara 20-30 buah, tergantung besar kecil perahu/kapal yang akan
digunakan dalam penangkapan.
Operasi penangkapan dilakukan sebagai berikut :
  1. Pada sekeliling bubu diikatkan rumput laut.
  2. Bubu disusun dalam 3 kelompok yang saling berhubungan melalui tali penonda (drifting line).
  3. Penyusunan kelompok (contohnya ada 20 buah bubu) : 10 buah diikatkan pada ujung tali penonda terakhir, kelompok berikutnya terdiri dari 8 buah dan selanjutnya 4 buah lalu disambung dengan tali penonda yang langsung diikat dengan perahu penangkap dan diulur sampai + antara 60-150 m.
F.4. Bubu Jermal
Pada bubu jermal, operasi penangkapan dilakukan dengan menekan galah yang
terdapat pada kanan/kiri mulut jaring ke bawah sampai di dasar sehingga mulut
kantung jaring terbuka. Bubu kemudian diangkat setelah dibiarkan 20-30 menit.
Pengambilan hasil tangkapan dilakukan dengan menutup mulut jaring dengan cara
mengangkat bibir bawah ke atas, kemudian diikuti mengangkat bagian-bagian tengah
kantong melalui katrol-katrol. Pengambilan hasil dilakukan dengan membuka ikatan
tali pada ujung belakang kantong.
F.5. Bubu Ambai
Penangkapan dengan bubu ambai dilakukan pada waktu air pasang maupun surut.
Arah dari mulut jaring dapat dibolak-balik dihadapkan darimana datangnya arus.
Setelah 15-20 dari pemasangan, dapat dilakukan pengambilan hasil, yaitu dengan
mengangkat bagian bawah mulut ke permukaan air dengan mempertemukan bibir
atas dan bawah. Demikian seterusnya dilakukan hingga seluruh deretan ambai selesai
dikerjakan, kemudian dilakukan pembukaan tali-tali pengikat pada ujung belakang
kantung. Operasi penangkapan dilakukan 2-3 orang untuk tiap kali penangkapan,
tergantung banyak sedikitnya unit atau jaring yang dipakai.
F.6. Bubu Apolo
Pengoperasian bubu apolo dilakukan baik siang ataupun malam hari pada waktu
air pasang maupun surut. Pengoperasian apolo ini memerlukan 2-3 orang. Tempat
melakukan operasi penangkapan, yakni 1-2 mil dari pantai.
G. Hal-hal Yang Mempengaruhi Penangkapan
Dalam setiap operasi penangkapan nelayan harus memperhatikan hal-hal yang
mungkin akan mempengaruhi hasil tangkapannya.Antara lain factor adanya lampu
sebagai alat bantu atau mungkin rumpon.Selain hal tersebut diatas perlu
diperhatikan efektifitas penangkapan,sehingga perlu adanya perkiraan hari dan
hitungan bulan(apakah ini termasuk bulan terang ataukah termasuk bulan mati)
H.Sumber Bacaan
Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut di Indonesia.Nomor 50 Th. 1988/1989.
Edisi khusus. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian Perikanan Laut.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.

Sumber

Wednesday, 3 December 2014

Tempahan Pakaian Memancing

TEMPAHAN CETAKAN NAMA GROUP MANCING JUGA DIALU-ALUKAN.
BERMINAT SILA EDIT ALBUM / PM / WHATSAPP 012-6285251.
PENGHANTARAN BOLEH MELALUI POS LAJU KE MANA2 SAJE
SEMUA MAKLUMAT SUDAH DIPAPARKAN, SILA RUJUK GAMBAR
JENIS YANG LAIN2 BOLEH RUJUK KE ALBUM FB TEMPAHAN TERBUKA
TERIMA KASIH ADMIN
 TEMPAHAN TERBUKA ( PRE-ORDER )
TARIKH BUKA TEMPAHAN : BILA-BILA MASA (24JAM)
TARIKH PENGHANTARAN POS LAJU : 10HB-20HB SETIAP BULAN
TEMPAHAN BAJU CETAKAN/SULAMAN NAMA GROUP JUGA DIALU-ALUKAN.
BERMINAT SILA EDIT ALBUM / PM / WHATSAPP 012-6285251.
PENGHANTARAN BOLEH MELALUI POS LAJU KE MANA2 SAJE
SEMUA MAKLUMAT SUDAH DIPAPARKAN, SILA RUJUK GAMBAR
JENIS YANG LAIN2 BOLEH RUJUK KE ALBUM FB TEMPAHAN TERBUKA/SIAP SEDIA
TERIMA KASIH
BRAND AUSTRALIA PATTERN
CODE : FJ-09
SIZE : M115 L120 XL125CM (DADA)
MATERIAL : QUICK DRYING / ANTI-UV PROTECTION UPF 50+ MORE UV 99% OUTWEAR
COLOUR : BIRU
HARGA : RM180.00/PC
SIAP POS LAJU SMNJG
BERMINAT SILA EDIT ALBUM / PM INBOX
WHATSAPP 012-6285251
TERIMA KASIHBRAND : JAPAN PARIDA
CODE : TED-SB2
SIZE : M96.L104 XL108 2XL116CM (DADA)
COLOUR : HITAM / KELABU / NAVYBLUE
HARGA : RM180.00/PC
SIAP POS LAJU SMNJG
MINAT SILA PM INBOX
WHATSAPP 012-6285251BRAND WALKING LIVING
CODE : WL78
SIZE : M L XL XXL XXXL
MATERIAL : QUICK DRYING / ANTI-UV PROTECTION UPF 50+ MORE UV 99% OUTWEAR
COLOUR : BIRU
HARGA : RM180.00/PC
SIAP POS LAJU SMNJG
BERMINAT SILA EDIT ALBUM / PM INBOX
WHATSAPP 012-6285251
TERIMA KASIHBRAND : DAIWA
CODE : DWS01
SIZE : S94.M100.L106 XL112 2XL118CM (DADA)
COLOUR : HITAM / KELABU / PUTIH
HARGA : RM130.00/PC
SIAP POS LAJU SMNJG
MINAT SILA PM INBOX
WHATSAPP 012-6285251
BRAND DAIWA
CODE : DW-B1 / DW-W2
SIZE : M106 L110 XL114 XXL118 3XL122CM (DADA)
SIZE : DW-B1  L1 / DW-W2(putih) L1.siap sedia
MATERIAL : QUICK DRYING / ANTI-UV PROTECTION UPF 50+ MORE UV 99% OUTWEAR
COLOUR : HITAM / PUTIH
HARGA : RM160.00/PC
SIAP POS LAJU SMNJG
BERMINAT SILA EDIT ALBUM / PM INBOX
WHATSAPP 012-6285251
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Monday, 13 October 2014

Choosing Between Spinning and Bait-casting Outfits

The Combination You Choose Can be the Difference Between Catching and Fishing



 - virvelin kela/flickr/CC BY-ND 2.0

The easiest outfit for newcomers to the angling world to use is usually a spin-cast or spinning rod and reel. Learning to operate and cast with one of these outfits is relatively painless, and certainly free of backlashes and tangles. These are the ones that most anglers use as they begin to learn how to fish.
From that early experience of learning to fish, many anglers stick with spinning tackle, and are happy fishermen for years. Others migrate to the bait- casting world. In some parts of the country the term "conventional outfit" means the same thing as bait-caster. Conventional in this case refers a reel where the line is reeled onto a spool that sits perpendicular to the direction of the rod.

The question many anglers ask is which type of reel is better, spinning or bait- casting? That answer depends on several things, not the least of which is angler preference.
Many fishermen today grew up watching the B.A.S.S. pros, either in print or on television. Not many of these pros ever have a spinning rod in their hands. Whether it's emulation or education, most bass anglers today use bait-casting gear. In years past, no self-respecting bass fisherman would be caught dead with a spinning rod in his boat!
From a saltwater perspective, aside from the heavy trolling rods and reels, more spinning than bait-casting tackle can be seen in use. Larger spinning reels with better drags can handle heavier fish.
The bass anglers that do fish with spinning tackle are generally using a very specific technique like finesse fishing or dock shooting, techniques that are difficult to master with bait-casting tackle. A lot of things changed when a well known B.A.S.S. pro came out one year pitching and flipping worms and jigs with a big closed face spin-cast reel!


In actuality, line size probably plays the most important roll in this tackle choice. Whether bass fishermen realize it or not, pros are using bait-casting tackle for a very specific reason. Bait-casting reels can handle heavier line and actually allow a longer cast than spinning gear in the same size range. Bass anglers regularly use line in the 14 to 17 pound test range. A small spinning reel has a smaller, narrower spool, which has a hard time with larger line size. Small bait-casting reels can handle these lines and provide comparatively greater casting distance.
Casting rods, size for size, also have more backbone than spinning rods. The backbone of a rod is the side of the blank that gives the least when bent. Made properly, a casting rod's backbone will lie directly on top of the blank as the angler holds the rod. This backbone allows lures to be "ripped" through vegetation more easily, and insures a more powerful hook set than a spinning rod in the same class.
The arrival of braided line with much heavier breaking strengths brought some issues to light in bass fishing circles. This super thin line causes problems on bait-casting reels simply because it is so thin. Setting the hook on a fish with braided line on a bait-casting reel tends to bury the line deep into the spool, a situation that will cause a major backlash on the very next cast. That same thinness is why lines less than about 10-pound test are seldom found on a bait-casting reel.
Spinning tackle, on the other hand can usually handle the braids much better. In fact, several manufacturers make a reel that picks the line up on the spool in such a way that it can't bury itself into the spool on a hook set. That, coupled with the virtual no-stretch quality of the braided line has made spinning tackle more and more attractive to bass anglers.
From a saltwater perspective, anglers using baitcasting outfits can be seen more often these days fishing the inshore arena. The heavy use of artificial lures in backwaters, coupled with reels that can now stand up to saltwater conditions have made bait-casters very popular today.
The spinning tackle used in saltwater today tends to be larger than that used in freshwater and consists of larger reels on heavier rods and line up to 30-pound test.
Anglers looking to make a choice between spinning tackle and bait-casting tackle need to look at their specific fishing techniques before making that choice. In reality the choice is not between which one an angler uses. It has become a choice of which of the two an angler will use in a given situation. In general, the lighter the line required in a given fishing situation, the more attractive spinning tackle becomes.
So the answer to this oft asked question is, "it depends". Next time you think about which outfit is the better choice, make sure you determine where and how you plan to fish. That is the true decision maker between spinning and bait casting tackle.

Source 

More Fishing Stories:  http://Gofishtalk.com