Friday, 6 June 2014

Sambal Seruit dan Ikan Bakar a la Mas Moko

Siapkan nasi segunung untuk menyantapnya!






Tidak ada yang lebih lezat selain masakan yang simple dibuat. Menurut saya begitu, karena banyak sekali makanan sedap yang mengundang kita untuk menyantap bergunung-gunung nasi di piring terbuat dari bahan yang mudah didapat dan sederhana untuk dibuat. Contohnya resep seruit yang kali ini saya tampilkan. Resep ini dipraktekkan langsung oleh kakak ipar saya, Mas Moko,  kala saya berlibur ke Batam minggu lalu. Seruit yang merupakan sambal khas Lampung ini mungkin berbeda dengan yang akan anda temukan pada ratusan resep di internet. Rata-rata sambal seruit yang beredar disana menggunakan cabai merah dan terasi di dalam bahannya, namun percayalah versi yang ini super nendang rasanya.

 

Dimulai dari cerita kakak saya, Wulan, tentang sambal seruit dan ikan mas bakar yang selalu disajikan di rumah mertuanya kala mereka berkunjung ke Lampung, daerah asal kakak ipar saya. Dan promosi panas dari Rup, asisten rumah Wulan yang menggambarkan sambal seruit buatan Mas Moko sebagai makanan tersedap yang pernah dia cicipi (ehem, terkadang Rup memang agak lebay). Otak foodie saya yang selalu  bergairah dengan segala macam makanan dan resep tentu saja langsung 'on' dengan cepat. "Ayo kita buat"! Teriak saya antusias. Jadilah di suatu sore yang cerah, sepulang kerja Wulan dan suaminya dari rumah sakit, kami menuju ke lantai tiga tempat di mana sebuah pemanggang gas bercokol disana. Sedikit aksi bakar-membakar dan ulek-mengulek, tiga puluh menit kemudian bibir kami semua mendesah kepedasan dan mulut pun mengeluarkan teriakan, "Mantap!" ^_^

Lek No, suami Rup, beraksi memanggang ikan dengan Ellan di belakangnya

Okeh lupakan sejenak mengenai sambal seruit, kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman liburan saat tahun baru kemarin di Batam. Bagi saya liburan tersebut merupakan kegiatan refreshing yang sangat mengesankan. Pada malam tahun baru, Wulan dan suaminya mengundang rekan-rekannya dari rumah sakit untuk menikmati pergantian tahun bersama di rumah. Nah sejak dua hari sebelumnya,  Rup telah pergi ke pasar ikan pada jam empat pagi untuk mendapatkan seafood dalam kondisi yang terbaik dan tersegar disana. Ikan, cumi-cumi dan udang kemudian lantas dibersihkan dan dibumbui dengan aneka bumbu bakar racikan Rup untuk kemudian kami masukkan freezer,  siap dipanggang saat pesta barbeque dilakukan.
Saya sendiri kemudian mendapatkan tugas mempersiapkan makanan lainnya. Mulai dari berkotak-kotak puding coklat dengan vla aroma lemon yang lezat, dua ekor ayam kodok yang saya eksekusi dalam waktu 3 jam dan dua piring besar ayam goreng bawang a la Batam yang menjadi makanan nge-trend disana. Kondisi yang kurang fit sejak dari Jakarta karena terlalu bersemangat berenang, membuat saya harus menelan beberapa Panadol dan menegak dua cangkir kopi sebagai doping untuk membantu otak menjadi sedikit lebih encer. Hasilnya tidak mengecewakan, sebelum pukul enam sore semua makanan sudah siap tersaji di meja makan siap untuk dibawa ke lantai 3 tempat dimana pesta tahun baru akan dilangsungkan.
 

Sekitar lebih dari tiga puluh orang hadir pada perayaan malam tahun baru yang kami adakan, semua makanan habis ludes diserbu. Ikan dan seafood pun sukses dipanggang dan disantap beramai-ramai. Tapi ada satu makanan yang sepertinya masih menjadi tanda tanya besar bagi para tamu yang hadir dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambilnya yaitu ayam kodok! Makanan ini memang jarang sekali ditemukan dan biasanya hanya hadir saat acara pesta pernikahan dan acara khusus lainnya. Dua ekor ayam kodok yang saya potong-potong dengan rapi dan disiram dengan saus coklat yang nendang ternyata membuat mereka kebingungan membedakan antara lauk ataukah puding sehingga memerlukan penjelasan dari Mas Moko sebagai guide wisata kuliner kali ini. Bagi anda yang berminat untuk mencoba membuat ayam kodok, silahkan klik link
disini ya untuk membaca postingan saya sebelumnya tentang masakan istimewa ini.
Saat perut telah kekenyangan dan jam menunjukkan angka dua belas malam, kembang api yang telah disiapkan oleh Wulan kemudian dinyalakan bersama ratusan kembang api lainnya yang terlihat dari lantai 3. Kami pun berteriak, tertawa dan memekik girang menyaksikan meriahnya loncatan api berwarna warni di langit Batam yang cerah. Badan panas demam, batuk yang menyerang dan hidung yang berair karena flu sejenak terlupakan dalam keceriaan tahun baru bersama teman-teman baru yang sebenarnya asing namun terasa dekat di hati. ^_^

Kembali ke makanan yang kali ini saya posting. Sambal seruit merupakan makanan khas Lampung yang umum disajikan di warung-warung makanan disana. Umumnya sambal ini disajikan bersama ikan mas atau ikan nila yang dibakar walau menurut saya disantap dengan ikan atau ayam goreng pun mantap. Membuatnya sangat mudah, semua bahan dan bumbu cukup anda haluskan. Bagian terunik adalah daun kemangi yang di masukkan ke dalam cobek berisi sambal dan ditumbuk kasar. Kolaborasi bawang, cabai, kencur dan kemangi yang harum memang luar biasa rasanya ditambah rasa yang segar dari air jeruk nipis dan asam Jawa. Seruit membuat anda sanggup menyantap bergunung-gunung nasi di piring tanpa rasa dosa.
Bagi saya kesempatan mengabadikan proses pembuatan seruit tidak bisa dilewatkan begitu saja. Kapan lagi saya bisa melihat dokter Moko, kakak ipar saya, mengulek cabai dan bawang dengan mengenakan celana pendek selutut. Memang terkadang menjadi penonton dan pencicip masakan ada nikmatnya juga, hanya berbekal sebuah kamera untuk melakukan aksi jepret sana dan sini, jari telunjuk untuk mencolek sambal dan komentar kala telah mencicipinya memang jauh, jauh lebih mudah dibandingkan Lek No, suami Rup yang sibuk membakar ikan di griller atau Mas Moko yang serius dengan aksi menghaluskan sambal seruitnya. Bersama keponakan saya, Ellan, yang sibuk berputar kesana kemari dengan ocehannya yang menggemaskan, sore itu berlalu dengan keceriaan dan perut yang puas kekenyangan. Ahh, saya sangat menikmatinya! ^_^
Berikut resep dan proses pembuatan seruit ya.

 
Sambal Seruit dan Ikan Bakar a la Mas Moko
Resep diadaptasikan dari keluarga kakak ipar saya, Suryatmoko

Untuk 5 porsi
Tertarik dengan resep sambal dan ikan lainnya? Silahkan klim link di bawah ini:

Sambal Pecel Ngawi a la My Mom
Selar Goreng Garing Siram Sambal Cabai Hijau
Sambal Tempe 
Bahan:
- 5 ekor ikan mas, berat masing-masing sekitar 300 gram + 2 sendok makan garam + 1 buah air jeruk nipis
- 2 ikat kemangi, ambil pucuk muda dan daunnya
Bumbu untuk membumbui ikan, haluskan:
- 3 ruas jari kunyit
- 2 ruas jari jahe
- 1 sendok makan ketumbar
- 1 sendok makan garam
- 4 siung bawang putih 
Untuk mengoles ikan:
- 4 sendok makan kecap manis
- 1 sendok makan margarine cair
- 3 sendok makan minyak goreng 
Bumbu untuk sambal seruit:
- 3 - 4 buah kencur, masing-masing sebesar ibu jari orang dewasa. Cuci bersih, saya tidak mengupasnya.
- 5 siung bawang putih
- 20 - 30 buah cabai rawit hijau
- 10 lembar daun jeruk purut
- 2 sendok teh garam
- 1 buah jeruk nipis, peras airnya
- 200 ml air asam Jawa
Cara membuat:
Membuat sambal seruit


Siapkan alat untuk menumbuk (cobek). Tumbuk kencur, bawang putih, cabai, daun jeruk dan garam hingga halus. Tambahkan daun kemangi, tumbuk daun kemangi kasar-kasar saja. Makin banyak kemangi rasanya akan semakin sedap.


Tambahkan air jeruk nipis dan air asam, aduk semua bahan sambal hingga rata. Cicipi rasanya. Tambahkan garam jika kurang asin. Sisihkan.
Membakar ikan


Siapkan ikan mas, siangi sisik dan isi perutnya cuci hingga bersih. Tambahkan 2 sendok makan garam dan perasan air jeruk nipis dari 1 buah jeruk. Remas-remas dan lumuri permukaan ikan dan rongga perutnya. Diamkan selama 15 menit dan cuci bersih.

Letakkan ikan di mangkuk besar, tuangkan bumbu halus untuk ikan. Lumuri permukaan ikan dan rongga perutnya dengan bumbu. Masukkan ikan ke dalam kantung plastik, ikat rapat dan masukkan ke kulkas minimal 2 jam.
Siapkan alat pemanggang atau griller, kita akan memanggang ikan hingga matang. Anda juga bisa menggunakan pan datar anti lengket diatas kompor, dan olesi permukaan pan dengan sedikit minyak.
Olesi permukaan alat pemanggang dengan minyak atau margarine untuk memastikan ikan tidak lengket di besi pemanggang. Tata ikan di atasnya, olesi permukaan ikan dengan bahan pengoles menggunakan kuas.  Panggang hingga satu sisi matang dan balikkan ikan kemudian panggang sisi lainnya hingga semua badan ikan matang dengan baik. Angkat dan letakkan ikan di wadah yang besar.


Tuangkan sambal yang telah dibuat sebelumnya ke wadah berisi ikan. Dengan menggunakan ulekan batu, tekan-tekan badan ikan hingga  sambal menutupi semua permukaan ikan. Sajikan ikan berlumur sambal seruit dengan segunung nasi panas.
Ahh, anda sedang program diet? Kali ini lupakan saja. Super duper yummy! ^_^
 
 

No comments:

Post a Comment